Lukisanmenjadi sesuatu yang menarik apabila dalam mengambil sudut pandang aktivitas dapat disusun sesuai dengan komposisi dan proporsi yang baik disertai dengan gelap terang yang tepat. Aktifitas manusia seperti kegiatan menari, membajak sawah, berburu, jual beli di pasar, menggembala ternak, dan aktifitas lainnya. Secaragaris besar buku yang berjudul “KRIYA KAYU” ini terdiri dari enam bab, meliputi : Pengertiang kriya dan kriya kayu yang mencakup konsep kriya kayu , latar belakang kriya dan dinamika perkembangannya, bahan dan Seniukir kayu atau ukiran kayu merupakan gambar hiasan yang dibentuk dengan cara dipahat untuk mengurangi bagian kayu untuk menimbulkan bentuk cekung dan cembung Rotanmerupakan salah satu hasil hutan non kayu yang dikenal luas oleh masyarakat, baik masyarakat yang berkecimpung dalam kerajinan rotan maupun pengguna produk rotan. Rotan juga merupakan salah satu hasil hutan yang berada di Kanagarian Duo Koto Guguak Malalo KecamatanBatipuh Selatan, kondisi ini yang memicu tumbuhnya kelompok pengrajin di 80 Teknik yang digunakan untuk membuat ragam hias pada kayu adalah . A. mencetak B. mengukir C. menuang D. merakit. 81. Merupakan bahan mineral yang tidak larut dengan air dalam waktu yang lama jika sudah menjadi padat, yaitu . A. gips C. Kulit D. Serat alam. 82. Selain sebagai keindahan, ragam hias juga bernilai simbolis Muh Suryadi mulai terkenal dan dia merupakan pelopor kerajinan akar / Tunggak jati untuk di jadikan sebuah karya seni. Sejak itulah Muh. Suryadi tidak lagi berkarya dalam tanda kutip ”karya seni”, dia sudah mulai memikirkan tentang profit,pasar, dan juga kerajinan yang lagi trend di masyarakat lingkungannya. PengolahanKayu Menjadi Kertas Kayu dapat menjadi bahan utama kertas yang sangat baik karena adanya selulosa. Teknologi yang Digunakan dalam Proses Pembuatan Kain Simak kunci jawaban Tema 4 Subtema 3 Pembelajaran 5 Kelas 4 SDMI Buku Siswa Tematik Terpadu Kurikulum 2013 edisi revisi 2017. Teknik ikat merupakan salah satu Teknik batik Materialyang digunakan dalam pembuatan kolase di taman kanak-kanak tentu berbeda dengan material pada umumnya, tetapi prinsip yang digunakan sama. Yang membedakan adalah bahan baku yang digunakan, untuk pembelajaran kolase di TK akan lebih sederhana dan tidak membahayakan. Dalambeberapa tahun terakhir penghiasan kayu telah sangat populer untuk menciptakan teras bergaya dan area tempat duduk. Namun, banyak pemilik rumah segera bosan dengan. Bahan Alami yang Digunakan dalam Pembuatan Papan Decking Komposit. Rumah/Dapur/Taman. Bagikan 0. A Judul Karya: Motif Emum Berangkat dalam Ekpresi Kriya Kayu. B. Latar Belakang Penciptaan. Kesenian merupakan produk budaya suatu bangsa, semakin tinggi nilai kesenian satu bangsa M7t2fR. Tau enggak apa itu seni kriya ? Jadi, seni kriya adalah sebuah karya seni yang dibuat atau dihasilkan dengan menggunakan keterampilan tangan. Selain itu seni kriya ini juga harus memperhatikan kebutuhan fisik dan nilai estetika keindahan. Seni kriya memiliki jenis yang sangat beragam, diantaranya adalah seni kriya kayu, seni kriya keramik, seni kriya tekstil, seni kriya logam, seni kriya kulit, dan seni kriya batu bata. Dalam artikel ini kita akan mengulas secara detail satu persatu mengenai apa itu seni kriya. Pengertian Seni Kriya Seni kriya merupakan seni yang telah ada sejak zaman dahulu kala. Menurut para ilmuwan, seni kriya ini telah ada sejak zaman Neolitikum atau pada zaman batu. Dimana pada saat itu telah banyak benda-benda buatan tangan yang dibuat oleh orang terdahulu. Pengertian seni kriya yaitu seni yang dibuat dengan menggunakan tangan tanpa mengurangi segi fungsional dan nilai estetikanya. Dengan begitu bisa dikatakan seni kriya adalah seni yang sempurna lantaran tidak hanya pemenuhan yang dibutuhkan saja akan tetapi keindahan juga sangat diperhatikan. Dari sisi makna, kriya berarti kerajinan tangan. Dalam bahasa sansekerta, kata kriya bermakna kerjakan. Sedangkan dalam Bahasa Inggris yang bernama craft, berarti membuat atau kerjakan. Manfaat seni kriya tersebut bukan hanya sekedar untuk terapan atau digunakan saja. Akan tetapi bisa juga digunakan sebagai hiasan atau mainan untuk anak-anak. Pengertian Kriya Menurut Para Ahli Timbul Haryono Seni kriya adalah cabang seni yang menekankan pada keterampilan tangan yang tinggi dalam proses pengerjaannya. Gustami Seni kriya adalah karya seni yang unik dan punya karakteristik di dalamnya terkandug muatan-muatan nilai estetik, simbolik, filosofis dan sekaligus fungsional oleh karena itu dalam perwujudannya didukung craftmenship yang tinggi, akibatnya kehadiran seni kriya termasuk dalam kelompok seni adiluhung. Seodarso Sp Seni kriya adalah perkataan kriya memang belum lama dipakai dalam bahasa Indonesia, perkataan kriya itu I Made Bandem Seni kriya berasal dari kaa “kriya” yang dalam bahasa Indonesia berarti pekerjaan ketrampilan tangan. Fungsi Seni Kriya Seni kriya memiliki beberapa fungsi, yang diantaranya sebagai berikut ini 1. Seni Kriya Sebagai Hiasan Banyak sekali produk dari seni kriya yang digunakan sebagai hiasan atau dekorasi. Hal ini dikarenakan seni kriya lebih memprioritaskan keindahan dari pada manfaatnya sehingga seni kriya memiliki beragam hal dalam proses pengembangannya. Contoh Hiasan dinding, patung, cinderamata, dan yang lainnya. 2. Seni Kriya Sebagai Benda Terapan Selain memprioritaskan nilai estetika, seni kriya juga unggul dari segi pemanfaatannya. Misalnya saja furnitur atau perabotan rumah, keramik, dan yang lainnya. Hal ini tentunya akan sangat menguntungkan sekali untuk para penggunanya. 3. Seni Kriya Sebagai Mainan Seni kriya juga bisa dijadikan sebagai mainan. Kerap kali kita menjumpai mainan yang dihasilkan dari buatan tangan sendiri hand made dengan bentuk yang mudah serta bahan yang gampang sekali untuk ditemukan. Selain itu harganya relatif lebih murah dibandingkan mainan yang berasal dari pabrik. Contohnya Boneka, kincir angin, minatur kendaraan, dll. Perkembangan Seni Kriya di Nusantara Dalam perkembangannya di Indonesia, seni kriya dibagi menjadi 3 kelompok. Berikut ini adalah penjelasannya Seni kriya tradisional klasik terjadi pada zaman Hindu-Budha Seni kriya tradisional rakyat seni kriya yang berasal dari daerah-daerah Seni kriya Indonesia baru pada masa kolonial Itulah tiga fase perkembangan seni kriya yang ada di Nusantara. Untuk lebih detailnya, kita bisa mengenai dari ciri-ciri seni kriya yang ada pada zaman tersebut. Berikut ini ulasannya A. Seni Kriya Tradisional Klasik Hindu-Budha Pada zaman ini kaidah seni sudah di bakukan dalam sebuah pedoman seni oleh seorang seniman atau empu pada zaman tersebut. Kualitas seni yang bersifat estetik maupun teknik selalu di dasari dengan pemikiran falsafah hidup serta pandangan Agama Islam, Hindu, dan Budha. Salah satu contoh seni kriya pada zaman ini adalah wayang kulit, pandai perak dan emas, ukiran kayu, keris, kerajinan topeng, dan lain sebagainya. B. Seni Kriya Tradisional Rakyat Salah satu ciri dari kebudayaan etnik yang menghasilkan corak kesenian tradisional adalah mengikuti watak serta adab kehidupan dalam masyarakat serta lingkungan alam tempat masyarakat itu tinggal. Jenis serta pembuatan karya seni kriya tradisional ini ditentukan dari bahan serta alat yang tersedia di lingkungan sekitar tempat tinggal masyarakatnya. C. Seni Kriya Indonesia Baru Kolonial Seni kriya pada zaman kolonial pendidikan lebih menekankan pada nilai-nilai yang rasional serta kehidupan jasmaniah. Tingkat kesadaran nilai luhur terhadap nilai-nilai tradisional seni kriya menjadi sangat lemah, baik itu seni kriya klasik ataupun seni kriya rakyat yang berasal dari daerah-daerah. Beberapa seni kriya baru dapat dikombinasikan dengan seni tradisi serta menggunakan bahan-bahan industri. Komersialisasi yang melanda para seniman sehingga mereka tidak dapat mewariskan keahlian yang mereka miliki. Konsep Karya Seni Rupa Terapan Bentuk kebudayaan yang paling sederhana muncul pada saat zaman batu. Hal itu berkaitan dengan tingkat kecerdasan, perasaan dan pengetahuan yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang dihadapi pada zaman itu. Untuk menunjang kelangsungan hidup, manusia pada saat itu membuat alat-alat dari bahan-bahan yang diperoleh di alam sekitar mereka. Unsur-Unsur Seni Kriya 1. Aspek Kegunaan Utility Ada beberapa unsur dalam aspek kegunaan utility, yaitu a. Security Security merupakan jaminan mengenai keamanan orang yang memakai barang-barang tersebut. b. Comfortable Comfortable yaitu enaknya suatu barang digunakan. Barnag yang enak digunakan disebut barang terapan adalah barang yang memiliki nilai praktis tinggi. c. Flexibility Flexibility yaitu keluwesan penggunaan. Barang seni kriya adalah barang terapan yaitu barang yang wujudnya sesuai dengan kegunaan atau terapannya. Barang tetap dipersyaratkan memberi kemudahan dan keluwesan penggunaan agar pemakai tidak mengalami kesulitan dalam penggunaannya. 2. Syarat Keindahan Estetika Sebuah barang terapan seperti apapun enaknya dipakai, kalau tidak enak dipandang maka pemakai barang tidak akan merasa puas saat memakainya. Keindahan bisa menambah rasa senang, nyaman, dan puas untuk pemakainya. Dorongan untuk memakai, memiliki, menyenangi jadi lebih tinggi ketika barang itu diperindah dan berwujud estetik. Tujuan Seni Kriya Tujuan dari seni kriya ada beberapa, seperti Sebagai benda pakai seni kriya yang diciptakan mengutamakan fungsinya sedangkan unsur keindahannya sebagai pendukung. Sebagai benda hias seni kriya dibuat sebagai benda pajangan atau hiasan. Jenis ini lebih menonjolkan aspek keindahan dari pada aspek kegunaan. Sebagai benda mainan, seni kriya yang dibuat untuk digunakan sebagai alat permainan. Jenis Jenis Seni Kriya Nusantara Bentuk dari seni kriya nusantara sangat beragam, termasuk juga bahan-bahan yang digunakan. Dari beberapa seni kriya nusantara, ada juga yang tetap mempertahankan keanekaragaman atau ciri khas tradisionalnya. Berikut ini adalah jenis-jenis seni kriya yang ada di Nusantara 1. Seni Kriya Kayu Seni kriya kayu adalah suatu jenis seni kriya yang dalam proses pengerjaannya selalu mengkombinasikan nilai fungsi dan estetika dengan menggunakan bahan kayu. Seni kriya kayu ini dapat dibagi menjadi 2, yakni tingkatan dasar dan tingkatan profesional. Contoh dari seni kriya kayu ini adalah wayang golek, patung, topeng, dan hiasan ukiran yang lainnya. 2. Seni Kriya Tekstil Seni kriya tekstil merupakan seni kriya yang bahan dasarnya menggunakan kain. Istilah tekstil mempunyai lingkup yang sangat luas. Pada umumnya kain terbuat dari serat yang dipin untuk menghasilkan benang dan selanjutnya akan ditenun atau dirajut untuk menghasilkan barang sesuai dengan keinginan pembuatnya. Seni kriya tekstil di kelompokkan menjadi dua macam, yakni karya tenun dan karya batik. 3. Seni Kriya Keramik Seni kriya keramik merupakan benda yang terbuat dari tanah liat. Pembuatan seni kriya ini adalah dengan menggunakan teknik slab, putar, pilin, dan di cetak tuang. Daerah penghasil seni kriya keramik ini adalah Bandung, Jepara, Banjarnegara, Malang, Yogyakarta dan yang lainnya. 4. Seni Kriya Logam Seni kriya logam merupakan seni kriya yang di olah dengan menggunakan bahan dasar logam. Teknik pembuatan seni kriya logam terdiri dari 2 cara, yakni di cetak lilin dan menggunakan teknik bivalve. 5. Seni Kriya Kulit Seni kriya kulit merupakan karya seni yang menggunakan kulit sebagai bahan dasarnya. Kulit yang digunakan dalam pembuatan seni kriya kulit adalah kulit sapi, kulit kerbau, kulit buaya, dan yang lainnya. Kulit tersebut kemudian akan menjalani beberapa proses pengolahan, dimana dari pemisahan kulit dari daging hewan, pencucian dengan menggunakan cairan tertentu, tahap pembersihan dan perendaman sampai pada proses finishing. Contoh seni kriya kulit adalah Dompet, jaket, wayang kulit, ikat pinggang, dll. 6. Seni Kriya Batu Seni kriya batu adalah seni kriya yang menggunakan batu sebagai bahan dasarnya dan kemudian akan dibentuk sedemikian rupa agar terlihat indah dan memiliki nilai jual yang tinggi. Contoh dari seni kriya batu adalah batu akik, batu permata, fosil, dll. Macam Macam Seni Kriya Berdasarkan Teknik Pembuatannya Ada beberapa macam seni kriya jika berdasarkan pada teknik pembuatannya. Apa saja ? Berikut ini adalah ulasannya. 1. Seni Kriya Pahat / Ukir Seni kriya atau pahat sangat lah beraneka ragam dalam proses pembuatannya. Selain menggunakan kayu, seni pahat atau ukir ini juga bisa menggunakan aneka logam, batu, serta fosil hewan sebagai bahan dasarnya. 2. Seni Kriya Batik Proses pembuatan kain batik ini bisa dilakukan dengan berbagai macam cara diantaranya adalah dengan menggunakan teknik cap, tulis, dan teknik lukis. Teknik batik tulis merupakan salah satu teknik membatik yang paling sering digunakan di Nusantara. 3. Seni Kriya Tenun Tenun terdiri dari 2 jenis, yaitu tenun songket dan tenun ikat. Perbedaannya terletak pada teknik pembuatan dan bahan yang digunakan. Hampir di setiap daerah yang ada di Indonesia memiliki corak tenun yang sangat khas sesuai dengan tradisi dan budaya masyarakat setempatnya. Hal ini yang menyebabkan Nusantara kaya akan kebudayaan, yang salah satunya adalah seni kriya ini. 4. Seni Kriya Anyaman Seni kriya anyaman merupakan teknik membuat dengan mengolah bahan dasar menjadi sebuah pola tertentu. Bahan-bahan yang biasa digunakan dalam membuat anyaman adalah bambu, rotan, pandan, kertas, tali, dan yang lainnya. 5. Seni Kriya Bordir Seni kriya bordir merupakan seni yang menempatkan hiasan dari benang yang kemudian dijaitkan pada kain dan berfungsi sebagai penghias serta untuk mempercantik atau memperindah tampilan kain tersebut. Teknik Dan Bahan Seni Kriya Teknik Cor cetak tuang Ketika kebudayaan perunggu mulai masuk ke Indonesia, maka teknik kriya dari bahan perunggu mulai dikenal seperti gendering perunggu, kapak, bejana, dan juga perhiasan. Teknik tuang yang dipakai pada waktu itu ada dua macam yaitu teknik tuang berulang dan teknik tuang sekali pakai. Teknik Ukir Di Indonesia, teknik ukir sudah dikenal sejak zaman batu muda. Pada masa itu banyak peralatan yang dibuat dari batu seperti perkakas rumah tangga dan benda-benda dari gerabah atau kayu. Benda-benda tersebut diberi ukiran bermotif garis, swastika, zig-zag, dan segitiga. Teknik Membatik Batik merupakah karya seni rupa yang pada umumnya berbentuk gambar pada kain. Proses pembuatan batik yaitu dengan cara menambahkan lapisan malam dan kemudian diproses dengan cara tertentu atau melalui beberapa tahapan pewarnaan dan tahap penghilangan malam. Alat dan bahan yang biasa dipakai membatik antara lain kain polos, malam, pewarna, canting, dan kuas. Teknik membatik juga beragam seperti batik celup, batik tulis, batik cap, batik lukis, batik modern, dan batik printing. Teknik Anyam Beberapa benda sehari-hari yang dibuat dengan teknik anyam antara lain keranjang, tikar, topi, dan lain-lain. Bahan baku yang umum digunakan untuk membuat anyaman berasal dari tumbuhan yang diambil seratnya seperti bambu, palem, rotan, mending, dan lain-lain. Teknik Tenun Teknik tenun pada dasarnya hampir sama dengan teknik anyam, perbedaannya hanya pada alat yang digunakan. Untuk anyam cukup dilakukan dengan tangan sedangkan tenun perlu digunakan alat yang biasa disebut lungsi atau pakan. Teknik Membentuk Teknik membentuk adalah pembuatan karya seni rupa dengan media tanah liat yang umum disebut gerabah, tembikar, atau keramik. Keramik merupakan karya dari tanah liat yang prosesnya melalui pembakaran sehingga menghasilkan barang yang berbeda dari bahan mentahnya. Nah itulah penjelasan mengenai seni kriya secara detail. Mulai dari pengertian seni kriya, jenis jenis seni kriya, contoh seni kriya dan lain sebagainya. Salah satu permasalahan di kota Bandung yakni limbah industri. Sebagai contoh limbah kayu dari pabrik gitar Genta. Selama ini penanganan limbah tersebut dengan membuang dan membakar. Hal ini tentu akan berdampak pada permasalahan lingkungan. Sementara limbah tersebut merupakan kayu yang sudah diolah dan jenis kayu yang bagus. Penelitian ini menjawab permasalahan limbah yang tidak bernilai diolah menjadi produk yang bernilai estetis dan ekonomis. Metode yang dilaksanakan melalui metode perancangan produk. Mulai dari survei, analisis, proses desain, workshop, dan evaluasi. Kreatifitas dan desain dibutuhkan dalam mengolah limbah kayu. Luaran yang dihasilkan dalam penelitian ini adalah prototype produk kriya interior yang siap diproduksi. Penelitian ini diharapkan mampu menjadi langkah nyata untuk meminimalisir limbah kayu pabrik gitar. Kata Kunci limbah kayu, produk kriya, desain. ABSTRACT One of the permits in Bandung city is industrial waste. For example wasted wood from Genta guitar factory. So far they handling the wasted by throwed and burned, certainly will have an environmental problems, the wasted is processed wood and good wood. This research addresses the problem of worthless waste, processed into products that has aesthetic and economic value. Design that use is through product design methods. Starting from surveys, analysis, design processes, workshops, and evaluations. Creativity and design needed in wood waste processing. Output produced in this research is prototype interior craft products that can be produced. This research is expected to be a real step to minimize the waste of the guitar factory. Keywords wood waste, craft product, design. PENDAHULUAN Salah satu permasalahan yang dihadapi di kota Bandung bahkan mungkin di kota-kota lain juga adalah bertambahnya limbah yang dihasilkan oleh industri. Industri selain menghasilkan produk utama juga akan menghasilkan limbah industri. Hal ini merupakan kelemahan industri dimana belum dapat memanfaatkan limbah tersebut. Umumnya yang sering dilakukan hanya membuang atau membakar limbah tersebut. Begitupula yang terjadi pada salah satu industri yang berada di kota Bandung yakni pabrik gitar GENTA. Pabrik gitar GENTA berdiri sejak tahun 1959 berlokasi di Bandung dan hingga saat ini masih memproduksi berbagai bentuk gitar akustik maupun listrik. Produknya sudah menembus hingga pasar luar negeri. Dan beberapa musisi terkenal baik dari dalam maupun luar negeri juga sudah mengenal serta memakai gitar buatan Bandung ini. Walaupun buatan lokal akan tetapi produk gitar ini tetap memperhatikan kualitasnya. Hal ini dibuktikan dengan pemakaian material kayu yang sangat berkualitas seperti kayu Mahoni dan Rose wood Sonokeling. Dalam setiap kali proses produksi gitar selalu menyisakan limbah kayu. Limbah kayu sisa pembuatan gitar berupa potongan-potongan kayu dan papan. Hingga saat ini limbah tersebut hanya dibuang dan dibakar, secara praktis limbah kayu belum dimanfaatkan menjadi produk daur ulang. Sementara isu lingkungan hidup terus didengungkan khususnya berkaitan dengan program untuk mengurangi limbah yang dihasilkan dari industri. Untuk itu perlu langkah nyata sebagai solusi atas permasalahan itu. Program Studi Desain Interior Sekolah Tinggi Desain Indonesia STDI, saat ini memiliki kurikulum yang berkaitan dengan studi produk desain interior. Nama mata kuliahnya yakni Desain Produk Interior. Studi ini memungkinkan mahasiswa desain interior untuk mengembangkan produk interior melalui berbagai material, seperti limbah kayu. Oleh karena itu, peneliti beranggapan bahwa studi desain interior dapat menjadi Agus Dody Purnomo Program Studi Desain Interior - STDI, Bandung Email adp_enggar ABSTRAK Perancangan Produk Kriya Interior Berbahan Limbah Kayu Pabrik Gitar Di Ujung Berung Bandung DIMENSI INTERIOR, VOL. 17, NO. 1, FEBRUARI 2019 47-52 DOI 1693-3532 Cetak / ISSN 2541-416X Onlinesolusi ringkas bagi persoalan daur ulang limbah khususnya pada limbah kayu pabrik Genta. Selain itu melalui keilmuwan desain mampu menambahkan nilai lebih pada limbah kayu yang dijadikan objek penelitian. METODOLOGI Penelitian ini menggunakan metode perancangan desain yang meliputi tahapan sebagai berikut diawali dengan survei lapangan yang bertempat di pabrik gitar PT. GENTA TRIKARYA, Ujung Berung, Bandung. Survei dimaksudkan untuk mendapatkan informasi lengkap tentang limbah kayu mulai dari jenis, ukuran, bentuk, dan karakteristik kayu. Dari survei awal diperoleh beberapa sampel limbah kayu untuk dipakai sebagai data awal. Teknik pengumpulan data juga dilakukan melalui studi literatur / tinjauan pustaka pada beberapa artikel jurnal ilmiah yang berkaitan dengan kajian limbah kayu untuk dikembangkan menjadi produk desain. Upaya lain yang dilakukan antaralain browsing internet, koran, majalah, dan sebagainya. Data yang sudah didapat kemudian dianalisis dan dikelompokan berdasarkan jenis kayu dan ukurannya. Umumnya limbah kayu berupa potongan-potongan kayu yang sudah mengalami proses penyerutan sehingga terlihat tekstur kayunya. Selain itu kayu-kayu tersebut juga sudah diproses menggunakan peralatan vacuum dryer guna mengurangi kadar airnya. Langkah berikutnya yakni brainstorming dengan partisipan. Partisipan adalah para mahasiswa yang menempuh mata kuliah Produk Desain Interior II. Hal ini sangat memudahkan dalam proses pencarian dan eksplorasi ide desain. Eksplorasi ide dengan pembuatan sketsa awal produk secara manual. Sebelumnya mahasiswa diberi wawasan tentang limbah kayu berikut produk desain yang memungkinkan untuk dibuat. Konsep desain diarahkan kepada produk kriya interior yakni produk sebagai unsur pendukung dalam suatu interior, misalnya lampu meja, perlengkapan meja makan, dan sebagainya. Produk yang fungsional sekaligus estetis dalam tampilan visual dengan tetap mempertahankan karakter material kayu. Kegiatan workshop dilakukan di studio STDI. Masing-masing mahasiswa membuat alternatif desain. Prototype berupa sketsa produk kriya interior baik secara manual maupun digital. Gambar sketsa desain dilengkapi dengan gambar teknik/gambar kerja baik notasi ukuran dan finishing produknya. Sedangkan untuk workshop produksi terkendala karena tidak adanya peralatan bengkel kerja. Dari beberapa desain awal dipilih dua alternatif untuk dikembangkan. Tahap terakhir yakni evaluasi dan penyusunan laporan penelitian. Evaluasi berkaitan dengan proses perancangan, sarana prasarana yang tersedia, dan hasil kegiatan. Kegiatan ini juga merupakan langkah awal perkuliahan Produk Desain Interior II yang dikaitkan dengan kegiatan penelitian. Penelitian dengan mengangkat persoalan nyata yang ada di masyarakat tentang penanganan limbah kayu. Hasil evaluasi merekomendasikan agar kegiatan ini terus dikembangkan ke tahap berikutnya untuk memproduksi prototype-nya. Skema metode perancangan seperti di bawah ini Gambar 1. Skema Metode Perancangan KAJIAN TEORITIS Desain Interior dan isu lingkungan Saat ini pemanasan global tidak lagi menjadi sebuah wacana namun sudah benar-benar dirasakan di seluruh dunia. Isu lingkungan selalu mewarnai dalam setiap pembahasan pada semua bidang termasuk didalamnya adalah bidang profesi desain. Salah satu faktor penyebab terjadinya pemanasan global adalah bertambahnya jumlah limbah yang dihasilkan oleh industri. Dalam perkembangan bidang desain, isu-isu’ tersebut menjadi perhatian besar sehingga memunculkan istilah baru dalam kajian desain antaralain Green Design, Eco Design, Desain Ramah Lingkungan, Desain Daur Ulang, dan lain sebagainya, yang intinya desain diharapkan mampu menjadi solusi untuk menjawab permasalahan tersebut. Hal ini juga menjadi pertimbangan bagi desainer dalam berkarya. Sebagai contoh dalam penilaian kompetensi profesi desainer interior, kepedulian terhadap isu lingkungan menjadi poin penilaian. Pada unit kompetensi etika profesi, seorang desainer dituntut untuk melaksanakan pelestarian lingkungan yang berkelanjutan, antaralain menghormati dan menjaga kelestarian budaya, memperhatikan dampak penggunaan produk pada lingkungan, memperhatikan kesehatan pengguna ruang, dan menyadari keterbatasan sumber alam yang digunakan Pedoman Sertifikasi Keahlian Desainer Interior, 2005 hal. 12. Dalam Musyawarah Nasional Munas XI Himpunan Desainer Interior Indonesia HDII tahun 2008, Solichin Gunawan selaku Dewan Kode Etik HDII, mengingatkan kembali dalam kata sambutannya, bahwa memasuki abad 21 isu lingkungan menjadi sangat penting akibat eksploitasi lingkungan secara habis-habisan. Maka dibutuhkan kepekaan para desainer interior dalam menjalankan pelayanan jasa profesinya yang dilandasi oleh komitmen dan etika profesionalnya untuk bertanggung jawab bagi kehidupan manusia dan budaya jamannya dengan menghasilkan karya-karya desain yang bermanfaat bagi manusia dan lingkungan hidupnya Buku Sebelas Munas HDII, 2008 hal. viii. Berkaitan dengan kajian penelitian ini diharapkan mampu menjawab permasalahan lingkungan dengan cara DIMENSI INTERIOR, VOL. 17, NO. 1, FEBRUARI 2019 47-52 mengurangi atau memanfaatkan limbah industri untuk memenuhi kebutuhan desain interior di masyarakat. Produk Kriya Interior Berbahan Kayu Desain interior adalah karya seni yang mengungkapkan dengan jelas dan tepat tata kehidupan manusia dari suatu masa melalui media ruang. Ruang yang dibatasi oleh adanya lantai, dinding partisi, dan langit-langit sebagai pembentuk ruangan Suptandar, 1999 Dalam kehidupan masyarakat modern, tuntutan kebutuhan akan lingkungan yang mendukung aktifitasnya cukup tinggi dimana hampir seluruh aktifitas dilakukan di dalam ruangan. Untuk itu desain interior tidak hanya dituntut untuk memenuhi secara fungsional saja namun juga dibuat sedemikian rupa sehingga kebutuhan fisik dan spiritual penghuninya terpenuhi. Selain adanya unsur pembentuk ruangan lantai, dinding, dan langit-langit unsur pendukung dalam desain interior juga diperlukan, misalnya unsur-unsur pengisi ruangan yakni furniture dan elemen estetis lainnya. Produk kriya interior dapat dimanfaatkan sebagai elemen estetis. Untuk itu dirancang tidak hanya sebagai pajangan ruangan tetapi juga fungsional. Hingga saat ini produk kriya interior berbahan kayu masih diminati masyarakat baik dari dalam maupun luar negeri. Dimana material kayu memiliki daya tarik dan keunikan teksturnya. Bahkan material kayu dari Indonesia sangat beragam. Menurut Balai Penelitian Hasil Hutan, di Indonesia terdapat sekitar 4000 jenis kayu. Perkiraan ini didasarkan kepada material herbarium yang sudah dikumpulkan dari berbagai wilayah hutan di Indonesia yang jumlahnya mendekati 4000 jenis pohon dengan diameter 40 cm ke atas Martawijaya, 20051. Ini menunjukan bagaimana kekayaan dan keanekaragaman material kayu yang ada di Indonesia. Mengingat pangsa pasar produk kriya berbahan kayu masih tinggi maka perlu kreatifitas dan inovasi dalam mengolah kayu limbah industri. HASIL DAN PEMBAHASAN Dari kegiatan survei lapangan bertempat di pabrik gitar Genta mendapatkan data tentang bahan baku kayu yang dipakai. Kayu yang dipakai sebagai bahan utama pembuatan gitar antaralain 1. Kayu Rose wood / Sonokeling atau nama botaninya Dalbergia latifolia Roxb, famili Papilionaceae. Ciri umum memiliki warna coklat- ungu tua dengan garis-garis berwarna lebih tua sampai hitam, kayu gubal berwarna putih. Tekstur kayu hampir halus dan arah serat berpadu. Permukaan kayu agak mengkilap. Gambar 2. Limbah Kayu Rose wood / Sonokeling. Sumber Dokumentasi penulis 2018 2. Kayu Mahoni atau nama Botaninya Swietenia spp famili Meliaceae. Ciri umum kayu berwarna coklat muda kemerah-merahan atau kekuning-kuningan sampai coklat tua kemerah-merahan, lambat laun menjad tua. Tekstur agak halus. Arah serat berpadu, kadang-kadang bergelombang. Permukaan kayu mengkilap. Gambar 3. Limbah Kayu Mahoni Sumber Dokumentasi penulis 2018 3. Kayu Trembesi atau nama Botaninya Samanea saman. Warna permukaan kayu bagian teras berwarna gelap sedangkan bagian gubal berwarna putih sangat kontras. Tekstur agak halus dan permukaan kayu agak mengkilap. Gambar 4. Limbah Kayu Trembesi Sumber Dokumentasi penulis 2018 Berdasarkan data di lapangan, limbah kayu tersebut berupa potongan-potongan dengan ukuran yang berbeda. Purnomo Perancangan Produk Kriya Interior Berbahan Limbah KayuSeperti pada tabel di bawah ini dikelompokan berdasarkan jenis kayu dan ukurannya Tabel 1. Jenis dan ukuran limbah kayu Kayu Trembesi dan Sonokeling Dari sampel limbah kayu tersebut dibuat menjadi beberapa alternatif desain produk kriya interior. Dalam prosesnya tetap berpatokan pada tiga hal, yakni produk yang fungsional, karakter tekstur kayu dipertahankan, dan ukuran disesuaikan dengan bahan yang ada. Desain yang pertama gambar 5 dan 6 adalah jam meja dan vas bunga berbahan kayu Trembesi dipadu dengan Mahoni pada desain alternatif satu. Sedangkan pada desain alternatif dua berbahan kayu Sonokeling dan Mahoni. Finishing clear doff. Untuk bahan vas dipilih material yang clean yakni acrilyc. Gambar 5. Desain jam dan vas bunga alternatif satu Sumber Dokumentasi penulis 2018 Gambar 6. Desain jam dan vas bunga alternatif dua Sumber Dokumentasi penulis 2018 Karya desain berikutnya gambar 7 dan 8 berupa wadah untuk gelas minuman mineral yang dilengkapi dengan kotak kertas tisu serta tempat penyimpanan sendok dan garpu. Satu tempat dengan multifungsi. Berawal dari pengamatan partisipan tentang beberapa peralatan yang terpisah-pisah wadahnya. Dengan pertimbangan efisiensi berusaha untuk disatukan dalam satu tempat. Gambar 7. Desain tempat sajian/wadah alternatif satu Sumber Dokumentasi penulis 2018 Gambar 8. Desain tempat sajian/wadah alternatif dua Sumber Dokumentasi penulis 2018 Kedua desain berbahan potongan papan limbah kayu Mahoni dengan tebal kayu 0,5 cm. Kayu Mahoni dipadukan dengan kayu Sonokeling sehingga terlihat kontras warna tekstur kayunya sedangkan untuk finishing clear doff. Dan desain terakhir gambar 9 dan 10 berupa lampu meja yang dilengkapi dengan tempat penyimpanan alat tulis. Ide desain berasal dari bagian bawah gagang keris. Kemudian dikembangkan dengan bentuk yang lebih modern dengan menghilangkan dekorasi/ornamentik. Dibentuk lebih simpel dan sederhana namun tetap memperlihatkan tekstur kayu. DIMENSI INTERIOR, VOL. 17, NO. 1, FEBRUARI 2019 47-52 Gambar 9. Desain lampu meja alternatif satu Sumber Dokumentasi penulis 2018 Gambar 10. Desain lampu meja alternatif dua Sumber Dokumentasi penulis 2018 SIMPULAN Material kayu limbah pabrik gitar Genta masih memungkinkan untuk diolah menjadi produk kriya interior lainnya. Material limbah yang awalnya hanya dibuang namun bisa dibuat produk yang fungsional dan tentunya mempunyai nilai ekonomis. Hal ini bisa jadi sebagai solusi untuk mengurangi limbah yang dihasilkan dari industri. Perkuliahan pada program studi Desain Interior selain sebagai kegiatan belajar mengajar, dapat juga dijadikan kegiatan penelitian yang mengangkat permasalahan nyata ada di masyarakat. Sedangkan solusi pemecahan masalah melalui proses desain. REFERENSI [1] Lawson, Bryan. 2007. Bagaimana Cara Berpikir Desainer How Designers Think. Yogyakarta Jalasutra. [2] Martawijaya, Abdurahim. 2005. Atlas Kayu Indonesia, jilid I. Bogor Departemen Kehutanan Balai Penelitian dan Pengembangan Kehutanan. [3] Suptandar, J. Pamudji. 1999. Desain Interior- Pengantar Merencana Interior untuk Mahasiswa Disain dan Arsitektur. Jakarta Djambatan. [4] Tim Penyusun. 2005. Pedoman Sertifikasi Keahlian Desainer Interior. Jakarta Himpunan Desainer Interior Indonesia HDII. [5] _______________. 2008. Buku Sebelas Munas HDII 4-5 November 2008. Jakarta Himpunan Desain Interior Indonesia HDII. Purnomo Perancangan Produk Kriya Interior Berbahan Limbah Kayu kayu merupakan bahan pokok yg digunakan dlm pembuatan produk kriyakayu merupakan bahan pokok yg digunakan dlm pembuatan produk kriya Kayu merupakan bahan pokok yg digunakan dlm pembuatan produk kriya? jika sebuah karya kriya menggunakan bahan dr kayu,maka teknik pembuatan yg mungkin dilakukan adalahtolong… kayu merupakan bahan pokok yg digunakan dlm pembuatan dlm pembuatan produk kriya… kerajinan seperti lemari, meja, palpon dll kayu merupakan bahan pokok yg digunakan dlm pembuatan produk kriya kerajinan seperti lemari, meja, plapon dll semoga membantu Kayu merupakan bahan pokok yg digunakan dlm pembuatan produk kriya? Kriya ukiran…….. jika sebuah karya kriya menggunakan bahan dr kayu,maka teknik pembuatan yg mungkin dilakukan adalah menggunakan teknik tradisional tangan tolong…kayu merupakan bahan pokok yg digunakan dlm pembuatan dlm pembuatan produk kriya… kayu merupakan bahan pokok yg digunakan dlm pembuatan dlm pembuatan produk kriya mebel atau pula bsa mebeller smoga membantu